Prof. Muhammad Jufri akui Mudassir Hasri Gani Ketua BEM Fak. Psikologi 2013-2014

 Prof. Muhammad Jufri akui Mudassir Hasri Gani  Ketua BEM Fak. Psikologi 2013-2014





MAKASSAR, -- Mudassir Hasri Gani dinilai merupakan sosok pemimpin cerdas, komunikatif dan berkarakter yang sangat dibutuhkan di era saat ini. Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Muhammad Jufri, Rabu 12 Agustus 2020.

Menurutnya, Mudassir Hasri Gani sebagai alumni Fakultas Psikologi UNM memiliki jiwa pemimpin yang berkarakter dan juga cerdas. Dia juga mengatakan, jiwa pemimpin Mudassir Hasri Gani mulai terlihat sejak dirinya menjadi mahasiswa baru di UNM.

"Anak ini sudah menunjukkan bakat-bakat kepemimpinannya saat baru masuk di UNM, sebagai mahasiswa baru dia sudah memimpin teman-temannya dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap ada diskusi-diskusi kelompok dia selalu tampil memberikan pendapat," bebernya.

Prof Jufri juga menceritakan meski masih baru menyandang status mahasiswa, Mudassir Hasri Gani sudah dipercaya menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Kemudian pada periode 2013-2014 Mudassir dipercaya oleh teman-temannya atas restu Dekan menjadi Ketua Umum BEM Fakultas Psikologi.

"Melihat kemampuan itu tentunya kita sudah bisa baca karena untuk dipercaya jadi ketua BEM tentu sudah memiliki berbagai kriteria. Kalau di UNM, tentunya memiliki IPK yang bagus, kedua memiliki pengalaman organisasi, ketiga dia memiliki kedekatan dan komunikasi yang baik dengan teman-temannya sehingga pada saat pemilihan dia mendapatkan suara terbanyak dari teman-temannya," jelasnya.

Saat menjabat Ketua BEM, lanjut Prof Jufri, Mudassir dianggap mampu membawa Fakultas Psikologi ke level universitas agar lebih terhormat. Artinya, dia dinilai mampu mempengaruhi teman-temannya yang ada di fakultas lain untuk selalu mengedepankan hal-hal yang logis.

"Ketika ada hal-hal atau kebijakan yang dikritisi di fakultas misalnya, dia selalu mengedepankan prinsip-prinsip dialog. Jujur saat itu saya juga merasa terbantu sebenarnya karena saat itu saya masih wakil dekan satu Fakultas Psikologi. Karena ketika ada sesuatu yang dikomplain oleh teman-temannya dia selalu datang berdialog," terangnya.

"Jadi tidak serta merta melakukan aksi demonstrasi tetapi mengedepankan dialog. Dia selalu datang menyampaikan bahwa ada aspirasi seperti ini," sambungnya.

Selain itu, salah satu gaya kepemimpinan Mudassir yang dianggap modal besar dalam memimpin ialah, saat Mudassir menjabat Ketua BEM, setiap tiga bulan sekali kepengurusannya menggelar acara Tudang Sipulung.

"Tudang Sipulung itu mengumpulkan seluruh unsur lembaga mahasiswa, dosen, senior dan alumni fakultas. Disitu kita saling terbuka apa yang menjadi keluhan dari mahasiswa dan apa yang ditanggapi oleh pihak dekan. Itu adalah cara yang positif dan kalau itu kita bisa bawa ke era kepemimpinan saat ini itu sangat dibutuhkan," katanya.

Menurutnya, gaya kepemimpinan Mudassir dengan mendengarkan aspirasi dan mengakomodir berbagai pandangan serta perbedaan di masyarakat, kemudian menjadikan aspirasi itu bahan dalam perumusan kebijakan. Tentu akan menjadi modal besar dalam memajukan sebuah daerah.

"Jadi atas nama Pimpinan Fakultas tentu kami men-support dan kami tentu bangga jika alumni kami diperhitungkan di masyarakat menjadi amanah sebagai sosok pemimpin. Karena terus terang kami juga di internal khususnya di ikatan alumni, karena kami ada mottonya sekali menjadi alumni psikologi tetap selamanya jadi keluarga psikologi," katanya.

Dia menjelaskan, pada kepengurusan Alumni Psikologi ini Mudassir Hasri Gani juga merupakan Wakil Ketua. Meski IKA Fakultas Psikologi ini sudah diluar dari struktur formal, namun pihak Fakultas dengan alumni selalu berkomunikasi dengan baik.

"Tentu kami akan lebih besar lebih kuat jika di-support oleh ikatan alumni. Di ikatan alumni juga tentu sudah ada strategi bagaimana mendukung dan mensosialisasikan agar bagaimana ananda Mudassir ini lebih spirit lebih semangat agar menjadi salah satu kandidat yang diperhitungkan," katanya.

Sehingga, modal bagi Mudassir Hasri Gani ketika dirinya dikukuhkan sebagai sarjana sosiologi, lebih khusus lagi Mudassir sangat konsen terhadap kajian sosiologi sosial. Apalagi kajian sosiologi sosial merupakan kajian bagaimana pola-pola interaksi masyarakat.

"Bagaimana mendorong partisipasi masyarakat, meningkatkan transportasi pembangunan di masyarakat. Jadi modal bagi Mudassir sebagai mahasiswa dan aktif di organisasi merupakan modal yang sangat berharga sebagai dasar dalam memimpin sebuah daerah. Terlepas dari itu dia masih muda, satu sisi orang-orang muda ini punya spirit yang kuat, punya energi yang masih tersimpan dalam dirinya," pungkasnya.

Terlepas dari prestasi selama berstatus mahasiswa, Mudassir juga aktif langsung di masyarakat saat menjadi pendamping dibawah Dinas Sosial. Hal itu dinilai menjadi modal besar dalam membangun kekuatan leadership yang hebat dengan memahami kebutuhan dan keluhan masyarakat.

"Kemudian dia juga masih muda sehingga lebih fleksibel dan lebih adaktif dalam menyesuaikan diri. Kedepan kita butuh sosok pemimpin yang mampu bertransformasi dengan kondisi perubahan yang sangat cepat, dia bisa dengan cepat memimpin dan melihat peluang. Dari aspek kepribadian saya jamin anak itu tidak ada masalah selama kuliah, aspek kepribadiannya bagus dalam memimpin," kuncinya.

Sementara itu, Koordinator Aktifis Pergerakan Sulsel, Asdar Akbar mengatakan kehadiran Mudassir di Pilkada Barru sebagai refresentasi orang muda bukan tanpa alasan. Mudassir Hasri Gani adalah sosok pemuda Cerdas.

"MHG aktivis muda. Beliau (MHG) adalah mantan Ketua BEM UNM Psikologi. Saat ini, Kabupaten Barru butuh poros baru agar masyarakat makin cerdas berdemokrasi," katanya.

"Insya Allah, orang muda punya spirit, punya energi, punya idealisme, punya gagasan, punya daya jelalah pemikiran yang luas. Kita optimistik bahwa politik adalah seni kemungkinan. Semua bisa terjadi," sambungnya.

Oleh karena itu, Asdar Akbar akan berupaya menggalang dukungan dari berbagai pihak dalam mengantarkan Mudassir Hasri Gani menjadi orang nomor satu di Barru.

"Kita paham kok, dalam politik tidak dikenal kerja minimal, yang ada adalah kerja maksimal. Dan kita siap berjuang untuk itu, menghadirkan gerbong para aktivis yang bergerak mandiri dengan model pergerakan "Terbuka-Tertutup"," tegasnya.

(Asdar Akbar/Mustafa Kamal)


Posting Komentar

0 Komentar