Menelusuri Sejarah Kerajaan Nepo Di Kab. Barru


Menelusuri Sejarah Kerajaan Nepo Di Kab. Barru

Barru,celebesmagazine.blogspot.com- NEPO adalah salahsatu Desa yang ada di Kabupaten Barru, berada di Wilayah Kecamatan Mallusetasi, pusat pemerintahannya saat ini berada di Dusun Lanrae (Pattanronge) terutama kantor Desa.

WATANG NEPO, adalah tempat dimana Rumah atau istana raja yang dalam bahasa bugis dusebut SAORAJA itu pernah berdiri sebagai pusat kerajaan pada abad ke-16.

Sejaraha telah mencatat bahawasanya, Kerajaan Nepo adalah sebuah kerajaan berdaulat yang berpengaruh penting di Sulawesi Selatan pada masa lampau. Kerajaan ini terbentuk pada parnh kedua abad ke-16, setelah Raja Makassar I Mario Gau Bonto Karaeng Lakiung Tunipalangga Ulaweng (1546—1565) melakukan perluasan kekuasaan terhadap kerajaan-kerajaan lokal di Sulawesi Selatan. Karena itu kerajaan ini tidak tercatat sebagai salah satu kerajaan di antara kerajaan-kerajaan yang berkembang di pesisir barat jazirah selatan Pulau Sulawesi yang ditaklukan oleh Kerajaan Makassar.

Prof. Dr. H. NURDIN ABDULLAH, M. Agr (Gubernur Sul-Sel) Adalah salah satu turunan dari Raja Nepo Kab. Barru

Proses pcmbentukan Kerajaan Nepo dihubungkan dengan tokoh legendaris La Bongo, setelah sebelumnya diperintah oleh Arung Pattapuloe (Raja Empat Puluh). Tokoh ini berperan membentuk Kerajaan Nepo, lepas dari Addatuang Sawitto. Pengungkapan

sejarahnya sangat penting dalam konteks sistem politik tradisional di Sulawesi Selatan.Makam Kuno Islam Nepo terletak di Desa Nepo. kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Secara historis Nepo tumbuh menjadi sebuah kerajaan unifikasi atas sejumlah wanua-wanua. Akan tetapi dalam perkembangannya Nepo mengalami dialektika politik dengan beberapa kerajaan besar di Sulawesi Selatan seperti; Bone, Suppa’Soppeng, Sidenreng, Gowa dan Luwu.

Dalam naskah lontara disebutkan bahwa unifikasi Nepo tersebut ditandai dengan mengangkat pemimpin pertamanya sebagai raja (arung) bernama Labonggo, putra bangsawan dari kerajaan Suppa’.Dari sumber tertulis maupun secara lisan menceritakan bahwa Nepo dan Kerajaan Tanete pernah menjadi kerajaan yang tangguh di wilayah Mallusetasi, walaupun belum setangguh dengan kerajaan Lima Ajatapparang sebagai kerajaan tetangga yang terletak disebelah utaranya.

Makam raja-raja Nepo berdasarkan tahun Hijriah sudah berusia sekitar 122 tahun ( 1897 – 2019), dengan ciri makam tersendiri yaitu adanya nisan dipasang pada bagian tengahnya atau pada bagian kepala yang dimakamkan, sehingga nisan tersebut memiliki arti dan kedudukan yang sangat penting. Arti penting dari pemakaian nisan tersebut tidak terlepas dari pengaruh tradisi megaliti

Makam yang mendapat pengaruh megalitik memiliki unsur-unsur tradisi megalitik yang tertuang dalam pahatan dan bangunan sakral, memakai batu alam menyerupai menhir atau bentuk patung yang sederhana. Keadaan tersebut mencerminkan berlangsungnya tradisi megalitik dalam masyarakat saat itu.

Kerajaan Nepo pernah dipimpin oleh Arung Patappuloe (raja empat puluh) merupakan 40 raja yang memerintah secara bersamaan. Setelah arung patappuloe, terdapat 13 raja yangpernah memerintah di kerajaan Nepo, salasatunya yaitu La Bongo yang merupakan putra dari datu Suppa.

Berikut ini silsilah raja-raja Nepo:

Arung Patappuloe / raja empat puluh (40 raja yang memerintah secara bersamaan)

Arung La Bongo

Arung I Timang Ratu

Arung La Makkaraka

Arung La Passampoi

Arung La Pabbiseang

Arung La Ippung

Arung La Solong

Arung Laica

Arung I Messang

Arung I Simatanah

Arung Singkeruka

Arung I Makung

Arung La Calo

La Calo adalah arung Nepo yang terakhir berkuasa sebab pada masa pemerintahannya pengaruh kolonial meluas dan menguat di Sulawesi Selatan, termasuk pula di kerajaan Nepo.

Saat ini, beberapa keturunan para raja-raja Nepo yang menjadi pejabat dibeberapa instansi pemerintahan, baik skala regional, Nasional maupun internasional, diantaranya adalah;

ANDI INA KARTIKA SARI, SH.,MH (Ketua DPRD Sul-Sel) 2019-2024

Dr. H.ANDI ENTONG, M. Si (Ketua STIEM TRI DARMA Makassar)

ANDI ARKHAM PIETHER, S. Sos (Anggota DPRD Kab. Barru)

H. ANDI SYARIFUDDIN, M. Si (Kepala Dinas Pariwisata Kab. Barru)

Dr.H. ANDI FAISAL SAPADA, M. Si (Eks. Wakil Walikota Parepare)

Drs. H. ANDI RANGGONG (Eks. Bupati Sidrap)

H. ANDI IDRIS BAU MANGE’ (Eks. Ketua KONI Kab. Barru)

Hj. ANDI IDA KUTANA, SH.,MH (Eks. Anggota DPRD Sul-Sel)

Hj. ANDI TJAMBOLANG (Eks. Anggota DPRD Sul-Sel)

ANDI YENNI ABU JAROPI, SE (Anggota DPRD Kab. Barru)

Ir. H. ANDI IRWAN HAMID, S. Sos (Bupati Pinrang 2018-2023)

Dr. Hj. ANDI TENRIANINGSIH, M. Si (Akademisi/Dosen)

Hj. ANDI MUKHRAWATI, S. Sos (Eks. Lurah Palanro)

Prof. Dr. H. NURDIN ABDULLAH, M. Agr (Gubernur Sul-Sel)

Drs. H. MUHAMMAD SYAKIR KARIM, M. Si (Eks. Kepala Dinas Kebersihan Kota Parepare)

Itulah nama-nama Pejabat yang leluhurnya adalah raja-raja Nepo, sehingga titisan kepemimpinan diwariskan kepada generasi-generasinya, sehingga kita patut menghargai jasa-jasa leluhur mereka yang pernah berjasa dalam sistem pemerintahan

Makam Raja-Raja Nepo, Bukti Situs Kerajaan Besar Pada Abad Ke-16

Penulis, Muhammad Fadli Alimuddin

Editor  : Mustafa Kamal


Posting Komentar

0 Komentar