celebesmagazine.com
Makassar - Ahli Epideomologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Ridwan Amiruddin menyarankan masyarakat memperketat protokol kesehatan di tingkat rumah tangga di musim hujan seperti sekarang.
"Protokol rumah tangga harus diperketat dengan tetap menggunakan masker yang benar meskipun lagi foto, apalagi pada kondisi kelembaban seperti sekarang," ujarnya di Makassar, Selasa.
Berada di kondisi cuaca fluktuatif dengan curah hujan tinggi, menurut Prof Ridwan, memungkinkan COVID-19 akan sangat nyaman berada di negeri ini. Hal itu juga terjadi di berbagai negara Eropa, kasus COVID-19 semakin melambung seiring dengan masuknya musim dingin.
Kelembaban dalam waktu lama dengan ventilasi rumah tangga yang kurang bagus dinilai bisa mengakibatkan penularan semakin cepat, paparan semakin tinggi, sehingga kasus akan terus meningkat.
Sementara di Indonesia, kasus virus corona jenis baru itu cenderung mengalami peningkatan, apalagi dipengaruhi kecenderungan masyarakat Indonesia, terlebih warga Sulsel suka berkumpul. "Apalagi orang Indonesia ada kecenderungan duduk diam berkumpul. COVID-19 bisa semakin nyaman," katanya.
Dalam kajian epideomologi, berbagai pakar dan ahli sudah banyak memprediksi bahwa terjadi penyimpangan pada virus corona jenis baru. COVID-19 berbeda dengan pola penyakit yang lain, karena sebarannya sangat cepat.
Maka, lanjut Prof Ridwan, tidak perlu lagi melakukan loncatan program. Biarkan orang-orang bergerak, tetapi kita harus memanfaatkan teknologi untuk melakukan deteksi, promosi, pencegahan, atau meningkatkan kapasitas imun seseorang dengan vaksin dan sebagainya.
"Karena penularannya cepat, varian barunya jauh lebih cepat lagi, bahkan ini membawa konsekuensi perlu pemikiran baru terhadap pendekatan suatu penyakit," ujarnya.
Pewarta : Nur Suhra Wardyah
"Protokol rumah tangga harus diperketat dengan tetap menggunakan masker yang benar meskipun lagi foto, apalagi pada kondisi kelembaban seperti sekarang," ujarnya di Makassar, Selasa.
Berada di kondisi cuaca fluktuatif dengan curah hujan tinggi, menurut Prof Ridwan, memungkinkan COVID-19 akan sangat nyaman berada di negeri ini. Hal itu juga terjadi di berbagai negara Eropa, kasus COVID-19 semakin melambung seiring dengan masuknya musim dingin.
Kelembaban dalam waktu lama dengan ventilasi rumah tangga yang kurang bagus dinilai bisa mengakibatkan penularan semakin cepat, paparan semakin tinggi, sehingga kasus akan terus meningkat.
Sementara di Indonesia, kasus virus corona jenis baru itu cenderung mengalami peningkatan, apalagi dipengaruhi kecenderungan masyarakat Indonesia, terlebih warga Sulsel suka berkumpul. "Apalagi orang Indonesia ada kecenderungan duduk diam berkumpul. COVID-19 bisa semakin nyaman," katanya.
Dalam kajian epideomologi, berbagai pakar dan ahli sudah banyak memprediksi bahwa terjadi penyimpangan pada virus corona jenis baru. COVID-19 berbeda dengan pola penyakit yang lain, karena sebarannya sangat cepat.
Maka, lanjut Prof Ridwan, tidak perlu lagi melakukan loncatan program. Biarkan orang-orang bergerak, tetapi kita harus memanfaatkan teknologi untuk melakukan deteksi, promosi, pencegahan, atau meningkatkan kapasitas imun seseorang dengan vaksin dan sebagainya.
"Karena penularannya cepat, varian barunya jauh lebih cepat lagi, bahkan ini membawa konsekuensi perlu pemikiran baru terhadap pendekatan suatu penyakit," ujarnya.
Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Mustafa Kamal
0 Komentar