Sulsel fokus subtitusi produk impor pertanian di 2021

 celebesmagazine.com

Sulsel fokus subtitusi produk impor pertanian di 2021






Sulsel fokus subtitusi produk impor pertanian di 2021

Senin, 11 Januari 2021 19:53 WIB

celebesmagazine.com,
Makassar  - Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulawesi Selatan Andi Ardin Tjahjo mengemukakan, akan fokus memproduksi komoditas yang masih banyak diimpor sebagai subtitusi produk, selain tetap menjadi penyangga pangan nasional.

"Jadi pertama kita harus pahami pengertiannya, kemudian kita implementasikan, jadi ada konsep harus dipahami dan diimplemtasikan dalam waktu yang cepat. Itu maunya Pak Presiden," ujar Andi Ardin melalui keterangan resminya yang diterima di Makassar, Senin.

Andi Ardin turut hadir di Istana Negara dalam rangka mengikuti Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2021 yang dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin.

Rakernas dilaksanakan untuk membahas program kerja Kementerian Pertanian tahun 2021, mengusung tema “Memperkuat Peran Sektor Pertanian dalam Menopang Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Pandemi COVID-19”. 

Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah juga mengikuti kegiatan serupa secara virtual bersama seluruh gubernur se Indonesia, bupati, dan wali kota serta kepala dinas yang terhubung secara virtual. Jumlah peserta yang hadir sekitar 1.300 orang secara tatap muka maupun daring.

"Kalau Sulsel tetap menjadi penyangga pangan nasional. Jadi Sulsel adalah salah satu bentengnya dan itu yang akan kita pertahankan," tambah Andi Ardin.

Ia menyebutkan ada beberapa komoditas dengan nilai impor yang masih tinggi, seperti bawang putih, kedelai dan gula. Solusinya, ada substitusi impor dalam artian komoditas yang banyak diimpor harus diproduksi di dalam negeri.

"Artinya kita produksi dalam negeri," katanya.

Kemudian, lanjut dia, menciptakan hilirisasi. Produk pertanian dapat diekspor yang berarti  mengarah ke pendapatan petani semakin tinggi.

Tidak dipungkiri bahwa berbagai persoalan juga terjadi, bukan hanya di Sulawesi Selatan yakni ketergantungan pada penggunaan pupuk sintesis atau pupuk kimia. Untuk itu, harus lebih mengutamakan penggunaan pupuk organik.

Secara statistik, lebih dari 71 persen petani Sulsel berada pada usia tua atau di atas 60 tahun. Maka selanjutnya, peranan pemerintah untuk masuk ke dunia pertanian ialah merangkul generasi muda guna menjadi milenial farming atau petani milenial. 

Di samping itu, juga memanfaatkan era digital dengan marketplace dan start-up (usaha rintisan) untuk pertanian. 

Sementara Presiden Jokowi menekankan agar pembangunan pertanian dilakukan secara lebih serius dan detail. 

“Pengelolaan yang berkaitan dengan pangan itu betul-betul harus kita seriusi, pembangunan pertanian harus betul-betul kita seriusi secara detail,” ujarnya.

Dalam kondisi pandemi saat ini, sektor pertanian menempati posisi yang semakin sentral. 

Dicontohkan Presiden, melambungnya harga komoditas kedelai impor beberapa waktu lalu yang berdampak pada pengrajin tahu dan tempe di Indonesia. Oleh sebab itu, Presiden menggarisbawahi pentingnya pembangunan pertanian pada komoditas pertanian yang saat ini masih diimpor. 

“Kita tahu, FAO memperingatkan potensi terjadinya krisis pangan, hati-hati mengenai ini, hati-hati. Akibat pembatasan mobilitas warga, dan bahkan distribusi barang antarnegara, distribusi pangan dunia menjadi terkendala,” ujarnya. 

Di hadapan peserta Rakernas, Presiden pun meminta agar didesain skema pembangunan pertanian untuk menyelesaikan persoalan yang ada.

 

Pewarta : Nur Suhra Wardyah/Suriani Mappong
Editor     : Mustafa Kamal



ANTARA/celebesmagazine.com



 






















Posting Komentar

0 Komentar