Illustrasi
celebesmagazine.com,
Izzuddin Al-Qassam, militer Hamas di Jalur Gaza, Palestina, mengeklaim telah menargetkan stasiun Iron Dome dan Pangkalan Udara Israel dengan serangan rudal.
Pangkalan yang diserang rudal adalah Pangkalan Udara Hatzerim yang digunakan oleh jet-jet tempur Israel untuk membombardir Jalur Gaza.
"Kami menembakkan peluru kendali Sijeel ke Pangkalan Udara Hatzerim tempat pesawat-pesawat tempur pendudukan [Israel] terbang untuk membom warga sipil di Gaza," kata Brigade Izzuddin Al-Qassam dalam sebuah pernyataan.
Kelompok itu mengatakan pihaknya juga menyerang pabrik kimia di Nahal Oz di gurun Negev dengan drone bunuh diri Shehab.
Juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam, Abu Ubaida, sebelumnya mengatakan bahwa "tidak ada garis merah dalam menanggapi musuh Zionis".
Dia juga mengatakan bahwa kelompok perlawanan Gaza telah mulai menggunakan rudal baru yang dapat menjangkau seluruh wilayah Israel.
"Roket diluncurkan menuju Bandara Ramon dengan rudal Ayyash dengan jangkauan 250 kilometer (155 mil)," kata Abu Ubaida.
Pengumuman tersebut menyusul pernyataan sebelumnya oleh Hamas bahwa mereka telah meluncurkan sejumlah drone kamikaze atau drone bunuh diri yang membawa muatan bahan peledak ke Israel selatan dari Jalur Gaza. Militer Israel mengeklaim telah menjatuhkan dua drone tersebut.
Media Israel berbahasa Ibrani, Roya News, kemudian melaporkan bahwa baterai Kubah Besi terkena beberapa granat berpeluncur roket.
Militer Zionis Israel belum berkomentar atas klaim serangan rudal sayap militer Hamas terhadap stasiun Iron Dome dan Pangkalan Udara Hatzerim. Belum ada laporan tentang kerusakan dan korban terkait serangan tersebut.
Sejumlah maskapai asing telah membatalkan penerbangan ke Israel karena konflik di wilayah pendudukan.
Pada hari Jumat, Israel melanjutkan serangan udara mematikan dan menghancurkan terhadap Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan setelah tengah malam (15/5/2021), militer Israel mengatakan bahwa pasukan udara dan daratnya menyerang Gaza, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Israel, bagaimanapun, kemudian mencabut klaim tersebut, dengan mengatakan itu bukan invasi darat.
Warga Palestina di Gaza juga mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda pasukan darat Israel telah berada di dalam kantong Palestina tersebut, tetapi melaporkan ada tembakan artileri dan serangan udara.
Pada Jumat pagi, militer Israel mengatakan sekitar 160 pesawat terbang secara bersamaan melakukan serangan besar-besaran terhadap apa yang diklaim sebagai jaringan terowongan bawah tanah yang digali oleh Hamas di Gaza, menandai serangan terbesar Israel sejak pecahnya pertempuran tersebut.
Militer Israel mengatakan selama pemboman udara, yang berlangsung hampir 40 menit, sekitar 450 rudal dijatuhkan pada 150 sasaran di Gaza Utara.
Militer Zionis tersebut menambahkan bahwa selain agresi udara, tank, meriam artileri dan infanteri Israel di perbatasan Gaza melakukan serangan dengan target fasilitas Hamas, tetapi sekali lagi mengklarifikasi bahwa pasukan darat Israel tetap berada di luar Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, "Serangan terhadap Gaza akan berlanjut selama diperlukan".
"Kata terakhir belum diucapkan dan operasi ini akan berlanjut selama diperlukan untuk memulihkan ketenangan dan keamanan Negara Israel," kata Netanyahu, seperti dikutip Times of Israel.
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan membahas konflik mematikan tersebut secara terbuka pada hari Minggu, karena Amerika Serikat keberatan dengan permintaan China, Norwegia dan Tunisia untuk pertemuan publik virtual Dewan pada hari Jumat.
AS, sekutu dekat Israel, telah berulang kali mendukung kekejaman rezim Israel sebagai "hak untuk membela diri".
Hingga pagi ini (15/5/2021), setidaknya 126 warga Palestina, termasuk 31 anak-anak, telah tewas dan 920 lainnya luka-luka sejak permusuhan berkobar pada hari Senin. Ratusan keluarga Palestina telah berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB di Gaza utara untuk menghindari tembakan artileri Israel.
Di Israel jumlah korban tewas ada 7 orang, terdiri dari lima warga sipil, seorang tentara militer dan seorang warga India.
Editor : Mustafa Kamal
Apakah kalian melanggar Etle alias elektronik tilang.
Pewarta: Mustafa Kamal
Lihat juga di youtube"Celebes Magazine" :
0 Komentar