Keragaman
suku, adat-istiadat, tradisi, dan transformasi budaya menjadi magnet berdaya
pikat luar biasa yang menarik untuk disusuri dan diikuti, saat langkah kaki,
berkesempatan menapak di kota Bumi Tanadoang, Sulawesi-Selatan.
Kota
berhias, hamparan pasir putih serta garis pantai yang membentang dan memanjang
dari arah utara Pelabuhan Ferry Pamatata sampai ke penghujung selatan Desa Appa
tanah, di Kecamatan Bontosikuyu.
Pesona
gugusan hijau pulau kosong tak berpenghuni dengan daya dukung panorama alam pohon
kelapa yang tumbuh rapi dan berderet di sepanjang bibir pantai Pelabuhan
Pamatata, Kecamatan Bontomatene
merupakan suguhan pemandangan awal yang akan dinikmati oleh setiap
pasang mata, saat berlayar dari kota Bulukumba, menuju kota penghasil jeruk manis
di selatan Provinsi Sulsel.
Tak hanya
keindahan pantai dan panorama alam laut.
Akan tetapi,
pengunjung juga ditantang untuk menyusuri lebih dalam keragaman tradisi,
budaya, bahasa, dan adat istiadat masyarakat Desa Pamatata.
Alla'bai dan
atau Apparasili, merupakan sebutan untuk tradisi turun temurun yang sampai
detik ini masih terus dipupuk, dipelihara, dan dilestarikan dari generasi ke
generasi oleh masyarakat Desa Pamatata.
Rangkaian
upacara adat apparasili digelar sebagai bagian tak terpisahkan dari upacara dan
ritual pelepasan jenazah keluarga atau sanak saudara terdekat yang sementara
menyongsong pertemuannya dengan Sang Pencipta.
Prosesi
bakar dupa, atau kemenyam yang disertai dengan kumandang adzan menjadi awal
pelaksanaan tradisi apparasili.
Prosesi
siraman di dalam rumah dengan menggunakan air dan alat bantu dedaunan, menutup
rangkaian tradisi apparasili dan atau allabai, sebutan dalam dialek bahasa
Selayar.
Tradisi
apparasili merupakan salah satu rangkaian upacara adat tolak bala atau musibah
kematian untuk keluarga dan kerabat dekat.
Selain
rangkaian tradisi apparasili, Desa Pamatata juga tercatat memiliki dan
menyimpan sederet keragaman serta bentuk-bentuk keunikan lain yang menarik
untuk disusuri.
Desa paling
utara Kabupaten Kepulauan Selayar yang masih terus melestarikan tradisi
penggunaan keranda untuk mengusung jenazah ke pemakaman.
Kesan unik
lain, dapat dijumpai perbedaan cara masyarakat, saat membawa dan mengantar baru
nisan ke lokasi pemakaman.
Kesan
kearifan lokal budaya sangat kontras ditunjukkan warga yang sengaja mengemas
dan membungkus batu nisan dengan menggunakan kain sarung panjang.
Sebuah
bentuk simbolisasi penghargaan dan penghormatan terakhir untuk keluarga yang
tertimpa musibah kematian dan atau dengan kata lain meninggal dunia. (Andi
Fadly Dg. Biritta)
Pers Adalah Salah Satu Mitra Kerja Untuk Membangun & Memajukan Bangsa
Wisata Permandian Alam "wae Mabuange"
Manuba Kab. Barru
Apakah kalian melanggar Etle alias elektronik tilang.
Nn
Apakah kalian melanggar Etle alias elektronik tilang.
Check datanya : klik link Etle ini :
https://etle-pmj.info/id/check-data
Masukan data yang ada di STNK seperti :
Huruf kapital/besar semua
1.Masukan Kendaraan
Contoh *B2548TVM* disambung tanpa jeda
2.Masukan No.Mesin
3.Masukan No.Rangka.
Setelah data dimasukan dengan benar ' tekan *CEK DATA* ' apabila ada pelanggaran maka akan keluar datanya ' bila tidak ada pelanggaran maka tulisannya *DATA TIDAK DITEMUKAN / DATA NO AVAILABLE* tidak ada pelanggaran Etle/elektronik tilang
Ayo dicoba...
Saat ini Etle/elektronik tilang sudah berlaku nasional.
Belum tentu anda tidak melanggar dengan tidak adanya surat Elektronik tilang yg datang/dikirim ke rumah ' cukup bisa di check melalui website ini.
0 Komentar