celebesmagazine,
Makassar, Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Gowa meresmikan revitalisasi kawasan di Museum Istana
Tamalate Balla Lompoa, Kabupaten Gowa, Kamis (17/3/22).
Peresmian
dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bersama Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy.
Hadir pula sejumlah pejabat lainnya. Mereka disambut oleh pasukan tubarania dan angngaru.Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy diberi gelar nama adat Gowa Daeng Majarre di Museum Istana Balla Lompoa, Kabupaten Gowa.
Pemberian
gelar nama adat ini dilakukan dengan pemasangan songkok Pamiring oleh Bupati
Gowa, Adnan Purichta Ichsan dan pemberian badik oleh Menteri Pertanian RI,
Syahrul Yasin Limpo.
Bupati Adnan mengatakan pemberian gelar tersebut merupakan kehormatan masyarakat adat Gowa
kepada
beliau
sebagai rumpun keluarga besar di Kabupaten Gowa.
“Arti dari
“Majarre” adalah pemersatu atau mempererat, pemberian nama ini sebagai bentuk
untuk mempersatukan adat budaya yang ada di Gowa,” ungkapnya.
Orang nomor
satu di Gowa ini mengaku, kehadiran Menko PMK menjadi berkah tersendiri bagi
Kabupaten Gowa karena telah memberikan bantuan pikiran sehingga nama gelar ada
ini diberikan.
Pada
kesempatan itu juga, Adnan menjelaskan mengenai sejarah Museum Balla Lompoa,
dimana museum ini sebelumnya merupakan Rumah Jabatan Bupati Gowa terdahulu yang
kemudian pada zaman Bupati Syahrul Yasin Limpo dilakukan peluasan area,
sementara di zaman kepemimpinan Alm Ichsan Yasin Limpo dilakukan revitalisasi.
“Tentu hari
ini kami dan masyarakat Kabupaten Gowa berbangga karena melanjutkan apa yang
telah diletakkan pondasinya oleh para pendahulu kami,” ungkapnya.
Selain itu, Adnan mengaku pihaknya akan terus menjaga eksistensi Kabupaten Gowa yang dikenal dengan kerajaan yang sangat kuat di masa lampau. Salah satu cara yang dilakukan yakni mempertahankan adat istiadat dan memperindah Kawasan Museum Balla Lompoa sebagai salah satu ikon Kabupaten Gowa.
“Kita akan
terus berbenah membangun SDM, karena kami yakin kekayaan suatu daerah bukan
ditentukan oleh sumber daya alamnya tapi di sumber daya manusianya,” jelas
orang nomor satu di Gowa ini.
Sementara
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Muhadjir Effendy mengaku sangat berterimakasih atas gelar nama adat
yang diberikan. Menurutnya hal tersebut belum pantas diterimanya dikarenakan
belum memberikan sumbangsih yang berarti untuk Gowa.
“Kami sangat
berterimakasih atas pemberian ini, meskipun saya merasa belum pantas karena
belum memberikan sumbangan yang bermakna untuk Kabupaten Gowa,” katanya.
Kendati demikian, Muhadjir Effendy menyebut dirinya sangat mengagumi Bupati Gowa, pasalnya sejak ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan sangat intens berkomunikasi karena disebut kepala daerah yang memberikan terobosan di sektor pendidikan.
“Saya
termasuk orang yang mengagumi beliau, karena banyak terobosan di sektor
pendidikan sehingga sangat mensupport. Paling diingat adalah memberikan
beasiswa kepada sejumlah pelajar untuk kuliah di Indonesia dan itu luar biasa
karena tidak banyak pejabat daerah memberikan perhatian khusus kepada
pendidikan saat itu,” jelas Menko PMK ini.
Ia juga
mengapresiasi langkah pemerintah Kabupaten Gowa yang terus melestarikan nilai
luhur baik sebelum zaman Syahrul Yasin Limpo, zaman Ichsan Yasin Limpo, dan
Bupati Adnan saat ini.
“Ini adalah kegiatan yang baik untuk menggali kembali nilai luhur, situs terpendam dan kemudian ini saatnya membangun untuk modal Gowa, Sulsel dan Indonesia di masa depan,” pungkasnya.
Pada pemberian gelar nama adat ini turut dihadiri Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, Jajaran Forkopimda Sulsel, Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni, Forkopimda Kabupaten Gowa, para pemangku adat.
Usai
pelaksanaan pemberian gelar nama adat ini dilanjutkan Peresmian Revitalisasi
Kawasan Museum Istana Ballalompoa, Penandatangan MoU dengan Pihak Kementerian
Pertanian terkait Pembangunan Integrated Farm di Desa Belapunranga, Kecamatan
Parangloe.
Selain itu, peresmian ini dimeriahkan dengan tarian Pepe-pepe ri MakkaPenari tampak mengajak sejumlah pengunjung yang hadir.Seperti Mentan Syahrul. Ia diarahkan agar tangannya terentang ke samping. SYL dikelilingi penari gadis berpakaian adat Makassar Para penari itu membawa obor dengan api yang menyala-nyala dan didekatkan ke seluruh tubuh namun tidak terbakar.
Usai atraksi
mereka kembali duduk ke tempatnya.
Selain Syahrul, sejumlah pejabat lainnya turut mencoba atraksi tersebut seperti, Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Andi Muhammad, Syaharuddin Alrif dan lainnya, berselang beberapa saat, para penari menyemburkan minyak ke arah obor, api yang mengarah ke atas membuat takjub., atraksi tersebut adalah merupakan tarian adat Makassar. " Pepe-Pepe Baine".
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengatakan, peresmian kawasan Balla Lompia ini dilakukan setelah rampungnya revitalisasi untuk menjaga keselamatan, "Kalau Balla Lompoa dan Istana Tamalate hanya kontruksi yang sudah rusak dan rapuh diganti untuk menjaga keselamatan," ujarnya.
"Kita tidak bisa melakukan apa-apa untuk Istana Tamalate dan Balla Lompoa, karena kita jaga kelestariannya dan juga Balla Lompoa ini sudah jadi cagar budaya," sambung dia.
Pewarta :Mustafa Kamal
Editor : Mustafa Kamal
CELEBES MAGAZINE
0 Komentar