Sejarah Kompleks Makam Raja-raja Banggae di Majene, Sulbar

Kompleks Makam Raja-raja Banggae di Majene, Sulbar

 celebesmagazine, Di masa lampau, Kerajaan Banggae merupakan salah satu kerajaan Mandar yang tergabung dalam persekutuan Pitu Baqbana Binanga yang berarti tujuh kerajaan yang terletak di muara sungai Saddang atau dekat pesisir pantai. 

Enam kerajaan lainnya yang tergabung dalam Pitu Baqbana Binanga yaitu Balanipa, Sendana, Pamboang, Tapalang, Mamuju, dan Binuang.

Sementara tujuh kerajaan lainnya yang berada di bagian hulu sungai Saddang membentuk persekutuan Pitu Ulunna Salu (tujuh kerajaan di hulu sungai), yang terdiri dari kerajaan Rantebulahan, Aralle, Tabulahan, Mambi, Matangnga, Bambang, dan Tambang. 

Dua persekutuan kerajaan ini yang kemudian menjadi leluhur suku Mandar yang saat ini mendiami wilayah Sulawesi Barat.

Salah satu jejak Kerajaan Banggae yang bisa dilihat hingga saat ini adalah kompleks makam raja-raja dan hadat Banggae di Bukit Ondongan, Dusun Cilallang, Kelurahan Pangali-ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, yang diyakini sudah berusia 400 tahun. 

Saat Sulbar Kini berkunjung ke situs sejarah tersebut, tampak puluhan makam kuno raja-raja Banggae masih terjaga di atas lahan seluas 1,6 hektare dan berada di bukit dengan ketinggian 31 meter di atas permukaan laut yang langsung berhadapan dengan Teluk Majene. 

Kepala Bidang Pengembangan Kebudayaan Dinas Pariwisata Majene, Muhammad Yassin Djamil, mengatakan kompleks makam Ondongan tersebut merupakan area pemakaman raja-raja Banggae pada akhir abad ke-17 hingga abad ke-20, dan ditetapkan sebagai cagar budaya pada 4 Oktober 1999 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Juwono Sudarsono. 

Makam ada yang terbuat dari batu padas dan batu karang, dengan ragam hiasan berupa kaligrafi, geometris, dan swastika. 

Salah satu raja Banggae yang dimakamkan di tempat tersebut yakni Makkidaeng Manguju to Matindo di Lanriseng yang juga pernah menjadi raja Balanipa dan istrinya, Besse Kajuara, yang merupakan anak Raja Bone dan menjadi Raja Bone ke-27. Kerajaan Bone sendiri merupakan kerajaan Bugis yang kini menjadi salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan.

"Dari hasil kajian Balai Pelestari Cagar Budaya Makassar, ada total 471 makam yang semuanya merupakan raja-raja Banggae dan keluarganya. Sebagian masih utuh, ada yang rusak dan tinggal pondasi makam. Sedangkan makam ada yang dibuat dari batu padas dan batu karang dengan ragam hias berupa kaligrafi, geometris, dan swastika," jelas Yassin, Kamis (25/4).

Selain kompleks makam Ondongan yang menjadi 'tempat peristirahatan' raja-raja dan hadat Banggae dari abad ke-17 hingga abad ke-20, makam bersejarah di Majene juga terdapat di Bukit Salabose dengan ketinggian sekitar 120 meter di atas permukaan laut. 

Makam raja Banggae yang pertama, Tomakaka Poralle, yang bergelar Maraqdia Banggae I. 

Makam tersebut diyakini sebagai makam raja pertama Banggae bernama Tomakaka Poralle yang kemudian bergelar Maraqdia Banggae I (Raja pertama Banggae).

"Salabose ini awalnya merupakan pusat pemerintahan awal Kerajaan Banggae, di mana istana dan masjid dibangun di Bukit Salabose. Kemudian Tomakaka Banggae membentuk sistem pemerintahan baru di kawasan Banggae yang saat ini menjadi lokasi makam raja-raja Banggae di Majene," 

Pewarta  : Rudini

Editor     : Mustafa Kamal


Pers Adalah Salah Satu Mitra Kerja Untuk Membangun & Memajukan Bangsa







Posting Komentar

0 Komentar