Naskah Lontara Bugis

 

Aksara lontara Bugis adalalah bentuk tulisan yang di pakai oleh orang Bugis dalam hal tulis menulis, dan bentuk aksara ini di gunakan juga  di Maritim Asia Tenggara sekitar 800 Masehi. 

Satu teori menyatakan bahwa itu dimodelkan setelah aksara Rejang , mungkin karena kemiripan grafisnya. Tetapi klaim ini mungkin tidak berdasar karena beberapa karakter Lontara merupakan perkembangan yang terlambat.

Istilah Lontara juga merujuk pada literatur tentang sejarah dan silsilah Bugis, termasuk mitos penciptaan Sure 'Galigo . Secara historis, Lontara juga digunakan untuk berbagai dokumen termasuk kontrak, undang-undang perdagangan, perjanjian, peta, dan jurnal. Dokumen-dokumen ini biasanya ditulis dalam bentuk buku kontemporer, tetapi dapat juga ditulis dalam naskah tradisional daun lontar yang disebut juga Lontara, di mana sepotong lontar kering yang panjang dan tipis digulung ke sumbu kayu dengan cara yang mirip dengan alat perekam. Teks tersebut kemudian dibaca dengan cara menggeser lontar dari kiri ke kanan.

Meskipun sebagian besar alfabet Latin telah menggantikan Lontara, aksara ini masih digunakan sampai batas tertentu di Bugis dan Makassar. Di Bugis, pemakaiannya terbatas pada keperluan seremonial seperti upacara perkawinan. Lontara juga digunakan secara luas dalam pencetakan sastra tradisional Bugis. Di Makasar, Lontara juga digunakan untuk dokumen pribadi seperti surat dan catatan. Mereka yang ahli dalam menulis naskah dikenal sebagai palontara , atau 'ahli menulis'. 
EDITOR: Mustafa Kamal

Posting Komentar

0 Komentar