Syekh Yusuf satu-satunya orang di dunia yang memiliki dua gelar Pahlawan Nasional didunia

 - Syekh Yusuf Al-Makassari mendapat tempat terhormat di hati masyarakat Afrika Selatan, sampai hari ini. Hingga pada 2009 dianugerahi penghargaan Oliver Thambo,  sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki

-Pada 1995, Presiden Soeharto memberikan gelar Pahlawan Nasional. Sehingga barangkali Syekh Yusuf satu-satunya orang di dunia yang memiliki dua gelar Pahlawan Nasional dari dua negara berbeda dan lintas benua. 

Makassar, Celebes Magazine.com- Selama ini, Prof. Hafid Abbas dikenal sebagai tokoh Hak Asasi Manusia (HAM). Sebelumnya Konsultan Internasional UNESCO untuk Kawasan Asia-Pasifik (1992-1995), Direktur Jendral HAM Depkumham RI (2001-2006), Komisioner dan Ketua Komnas HAM RI (2012-2017), dan saat ini Ketua Senat Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Prof. Hafid Abbas mengawali kajiannya dengan mengutip Surah Al-Ashr. Menurutnya, surah ini memang tergolong pendek, hanya terdiri tiga ayat, tetapi mengandung pesan yang sangat serius. Allah SWT menyampaikan pentingnya menggunakan setiap waktu yang dilalui untuk berbuat amal saleh dan senantiasa bersabar supaya tidak termasuk golongan mereka yang merugi.

Penghayatan demikian boleh jadi memotivasi Syekh Yusuf Al-Makassari (kelahiran Gowa, Sulawesi Selatan, 3 Juli 1626) hingga berjuang di Afrika Selatan. Di sebuah tempat ‘pembuangan’ nun jauh dari tanah leluhurnya, Syekh Yusuf tidaklah ingin merugi. Pada setiap waktu digunakannya sebagai ladang amal: mengajari murid-muridnya dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan universal yang ia yakini. Hingga kemudian menghembuskan nafas terakhir di Cafe Town, Afrika Selatan, 23 Mei 1699.
Makam Syekh Yusuf Al-Makassari di Afrika Selatan

Tentang ini, Prof. Hafid punya cerita. Dalam dua kali kunjungannya ke kediamanan Nelson Mandela, tokoh revolusioner antiapartheid dan Presiden Afrika Selatan (1994-1999) itu selalu menyinggung sosok Syekh Yusuf dengan penuh kehangatan. 
Nelson Mandela –yang dalam sejumlah forum resmi menyebut Syekh Yusuf Al-Makassari sebagai “salah satu putra terbaik Afrika”– menyebutkan ada empat keutamaan Syekh Yusuf dibanding dengan dirinya.

“Pertama, Syekh Yusuf berjuang demi kemanusiaan, sedangkan aku untuk bangsaku. Kedua, dia dibantu orang yang tak dikenalnya, sedangkan aku dibantu orang-orang yang mengenalku. Ketiga, dia berjuang bukan di tanah kelahirannya, sedang aku dilahirkan di sini. Dan, keempat, dia berjuang dan tak menikmati hasil perjuangannya, sementara aku bahkan bisa menjadi presiden,” kata Prof. Hafid menirukan ucapan Nelson Mandela kepadanya.


Oleh karena itu, Syekh Yusuf Al-Makassari mendapat tempat terhormat di hati masyarakat Afrika Selatan, sampai hari ini. Hingga pada 2009 dianugerahi penghargaan Oliver Thambo,  sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki kepada ahli warisnya, dan disaksikan Wakil Presiden RI, Drs. H.M. Jusuf Kalla.

Sebelumnya, pada 1995, Presiden Soeharto memberikan gelar Pahlawan Nasional. Sehingga barangkali Syekh Yusuf satu-satunya orang di dunia yang memiliki dua gelar Pahlawan Nasional dari dua negara berbeda dan lintas benua.

Nilai-nilai budaya yang kuat telah memengaruhi transformasi manusia Bugis-Makassar-Toraja-Mandar (selanjutnya disingkat Bugis-Makassar) di manapun ia berada. Dan itu juga berlangsung dalam periode perjuangan kemerdekaan, di mana masyarakat Bugis-Makassar ikut bersama warga bangsa lainnya dalam melawan kolonial.

Termasuk juga dalam sejarah Indonesia modern. Ketika terjadi transisi politik di tahun 1998, sejumlah orang Bugis-Makassar memegang kendali kekuasaan. Sebutlah Presiden RI Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie, Jaksa Agung Andi M. Ghalib, Menteri BUMN Tanri Abeng yang menyelamatkan BUMN, Menteri Penerangan M. Yunus Yospiah yang membuka kebebasan pers, Menteri Negara Otonomi Daerah Prof. Dr. Ryaas Rasyid yang merumuskan sistem desentralistik, dan sebagainya.

Pada era reformasi kita juga mencatat Drs. H.M. Jusuf Kalla sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian, Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa sebagai Menteri Kehakiman, dan Prof. Dr. H. Alwi Shihab sebagai Menteri Luar Negeri.

Dan kita bersyukur bahwa negeri ini terhindar dari ramalan buruk banyak pihak. Kita ketahui, bahkan negara sebesar Uni Soviet akhirnya runtuh berkeping-keping
Penulis : Imran Duse, Drs. Hatta Hamzah Kr. Gajang
Editor    : Mustafa Kamal

Posting Komentar

0 Komentar